Ki dalang Suhendra, Malam ini Gelar Wayang Golek di Desa Kopo

/ 30 Maret 2018 / 3/30/2018 10:58:00 PM

PURWAKARTA,Police Watch, -Untuk mengenalkan dan melestarikan seni budaya wayang golek,Ki dalang Suhendra Supriadi (Cecep Muda) merasa Prihatin dan takut, pasalnya wayang Golek adalah Warisan Budaya Leluhur.

"Ki dalang Suhendra (Kang Pajar/Cecep muda)  wayang golek warisan leluhur yang harus kita kembang dan kita kenalkan supaya tidak punah.ujarnya kepada dunamikajabar.com.malam Sabtu  (30/03/2018) saat manggung di Desa Kopo kecamatan Bungursari kab Purwakarta.

Wayang golek adalah seni budaya kebanggaan masarakat pasundan warisan dari leluhur kita yang perlu dijaga kelestarianya apa bila tidak, menutup kemungkinan 10 atau 15 thn kedepan bisa terancam punah,apa lagi saingan seni budaya di jaman sekarang serba canggih alias modern,dikalangan kaum pemuda pemudi,lebih menyukai seni yang lebih modern ketimbang wayang golek,

akan tetapi bisa saja seni wayang tetap exis dikalangan masarakat baik tua atau muda,apa bila pagelaran wayang di sesuaikan dengan keadaan jaman peran tersebut sudah barang tentu kembali ke dalang selaku insan pelaku seni itu sendiri ,artinya bahwa dalang harus pandai memerankan dengan penyesuaian  kultur kehidupan manusia dijaman nya, karena cerita wayang merupakan cerita gambaran kehidupan manusia,  manusia bernegara,berbangsa,beragama,bersosial,berbudaya,beridihologi ,berpolitik,beradat istiadat,dan sebagai nya,maka dari itu seni budaya wayang harus kita jaga dan kita lestarikan supaya tidak punah di terus jaman, pungkasnya.

Adapun cerita yang di gelar Sabda Sanghyang Ismaya.

Sang Hyang Ismaya adalah putra kedua Sanghyang Tunggal dengan Dewi Wirandi/Rekatawati, putri Prabu Yuyut/Resi Rekatama, raja Samodralaya. Ia mempunyai dua saudara kandung bernama Sanghyang Tejamaya/Sanghyang Antaga dan Sanghyang Manikmaya. Sanghyang Ismaya juga mempunyai tiga orang saudara kandung seayah lain ibu, putra Dewi Darmani, putri Sanghyang Darmayaka dari Selong, masing-masing bernama ; Sanghyang Rudra / Dewa Esa / Sanghyang Rancasan, Sanghyang Dewanjali dan Sanghyang Darmastuti.

Sanghyang Ismaya dikenal pula dengan nama Sanghyang Punggung (Purwakanda). Dalam pewayangan dikisahkan, Sanghyang Ismaya sewaktu masih di kahyangan sempat dijodohkan dengan sepupunya yang bernama Dewi Senggani, putri Sanghyang Wening. Dari perkawinan itu lahir sepuluh orang anak, yaitu:

Batara WungkuhamBatara SuryaBatara CandraBatara TamburuBatara SiwahBatara KuweraBatara YamadipatiBatara KamajayaBatara MahyantiBatari Darmanastiti

Sanghyang Ismaya berwajah tampan, namun pada suatu waktu ia terlibat perkelahian dengan saudara nya, sanghyang rancasan dan sanghyang antaga, akibat perebutan pusaka layang jamus kalimusada. Akibat kejadian itu Sanghyang ismaya dan sanghyang antaga dihukum harus turun ke marcapada dan dikutuk menjadi berwajah jelek, dan berganti nama menjadi semar.

Acara Pagelaran Wayang Golek ini di Promotori Oleh Media Police Watch bersama Paguyuban Kesenian JAYA KOMARA dan mendapat dukungan dari berbagai Ormas seperti FKPPBM JAWA BARAT, GEPENTA, GPAN, (Gerakan Pemuda Anti Narkoba) BPI KNPA RI, KSSN (Komunitas Sukma Sejati Nusantara) juga Yayasan Tugu Proklamasi.

Hal ini semata hanya untuk menjaga,merawat dan melestarikan seni dan Kebudayaan Bumi Pasundan. Yang diwariskan oleh Leluhur.

(Asep/paraji)

Komentar Anda

Berita Terkini