Reporter : Marten Mambua
Timika, policewatch.news, – Kapolda Papua Irjen Pol Drs.
Martuani Sormin, M.Si, beberkan kronologi pembantaian karyawan PT Istaka Karya
dan penyerangan Pos Satgaspamrahwan 755/ Yalet di Mbua Kabupaten Nduga, Papua
oleh Kelompok Separatis Bersenjata (KSB).
Kata Kapolda, insiden berdarah yang terjadi di Kabupaten
Nduga terjadi dua peristiwa berdarah yakni pada 2 Desember 2018 di Puncak Kabo
dan pada 3 Desember 2018 tengah malam di Pos Satgaspamrahwan 755/Yalet.
Menurut Kapolda, pada Minggu 2 Desember 2018 pihaknya
mendapat informasi yang masih simpang siur adanya penembakan dan penyanderaan.
Kemudian Senin 3 Desember, dengan ijin Panglima Kodam, personil TNI/Polri yang
ada di Wamena dikirim ke TKP dari Kodim Jayawijaya dan Polres Jayawijaya dengan
jumlah 25 orang berangkat dengan menggunakan mobil.
Di tengah jalan masyarakat menghentikan personil, sehingga
personil kembali. Dimana informasi masyarakat bahwa kekuatan anggota saat itu
tidak seimbang dengan kekuatan kelompok separatis bersenjata (KSB).
Berdasarkan laporan itu, Polda Papua meminta bantuan dari
Kodam XVII Cenderawasih untuk mengerahkan anggota TNI/Polri yang ada di wilayah
Jayawijaya untuk bergabung dengan anggota TNI/Polri yang telah standy di
Wamena. Kemudian Selasa pagi, para berangkat menuju ke TKP yang diperkirakan
berada di Distrik Mbua, dengan mengunakan 25 unit kendaraan dengan jumlah
personil 149.
Dari laporan awal, anggota telah mengamankan 4 karyawan PT.
Istaka Karya dan 6 orang masyarakat lainnya. Dengan bantuan helikopter MI milik
TNI para warga tersebut dievakuasi dari Mbua ke Wamena.
Dari ketarangan saksi, bahwa pada 1 Desember 2018 karyawan
PT yang berada di camp berjumlah 28 orang, saat bersamaan ada kegiatan
masyarakat bakar batu, beberapa karyawan PT. Istaka Karya turut ikut bakar
batu. Acara bakar batu dimulai dari pukul 09.00 Wit s/d 15.00 Wit.
Selesai acara bakar batu, KSB pimpinan Egianus Kogoya
mendatangi camp dan seluruh karyawan yang ada di camp dikeluarkan dan
diperintahkan untuk diikat. Para karyawan digiring sampai ke Kampung Karunggame
dan bermalam di kampung tersebut dengan kondisi tangan terikat.
Pada Minggu 2 Desember 2018 sekitar pukul 8 pagi, seluruh
karyawan yang disandera diperintah untuk berjalan ke Puncak Kabo.
“2 jam perjalanan dilereng bukit kabo mereka diperintahkan
untuk berbaris dan jongkok, , KSB melakukan tarian perang dan mengeksekusi satu
persatu karyawan PT Istaka Karya,” tutur Kapolda menirukan kesaksian korban
selamat.
Lanjut Kapolda “Korban yang masih hidup saat itu terlalu
cepat melarikan diri sebanyak 3 orang, karena KSB belum jauh dilakukan
pengejaran sehingga yang 3 orang tertangkap dan dieksekusi di tempat dengan
menggunakan parang. Kemudian sisanya yang masih hidup setelah peristiwa ini ada
yang berhasil melarikan diri, 2 orang lagi tertangkap dan juga dieksekusi, 6
orang lagi berhasil melarikan diri berbeda arah, 4 orang berhasil untuk selamat
atas nama, Jimmy Aritonang, Martinus sampe, Ayub, dan Jefriyanto, 3 luka
tembak, untuk Jimmy dalam keadaan sehat, 2 orang lagi atas nama Simanjuntak dan
Hutagaol di perkiarakan masih hidup dan sampai saat ini masih belum ditemukan,”
kata Kapolda dalam Jumpa pers Jumat (7/12) di posko evakuasi gabungan TNI Polri
di hanggar Bandara Mozes Kilangin, Timika.
Kapolda menuturkan, para korban yang selamat tersebut
berlindung jalan kaki kerah pos TNI di Mbua, malamnya sekitar pukul 05.00 Wit,
Pos diserang,
“Mendapat serangan dari KKB dengan tameng masyarakat, yang
mana masyarakat juga ikut melempar dengan batu dari semua arah pos, kemudian
terjadi penembakan. Korban pertama adalah serda handoko, yang kedua pratu
sugeng tertembak. Kontak tembak terjadi pada pukul 05.00 sampai 21.00 Wit,
kontak tembak berhenti karena hujan deras,” ujar Kapolda.
Rabu (5/12) dilakukan penyisiran dan terjadi kontak tembak
yang mengakibatkan anggota Brimob Bharatu Hidayat terkena yang aat ini sudah
mendapatkan perawatan medis di RS Timika. Kemudian pada saat melakukan
penyelamatan 1 unit helicopter juga tertembak
Untuk saat ini, 16 jenazah karyawan PT Istaka Karya telah di
terbangkan ke kampung halamannya untuk di kebumikan. Sementara 3 jenazah
lainnya belum ditemukan dan 2 diperkirakan masih hidup dan belum ditemukan atas
nama Simanjuntak dan Hotagaol.
“Kami mohon dukungan dari masyarakat indonesia untuk 3
jenazah yang sedang dalam proses pencarian dan 2 dua karyawan diperkirakan
masih hidup agar segera ditemukan,” ujar Kapolda.(Red)