Reporter : Abucek
Tasikmalaya (policewatch.news) Peringatan Hari Air Sedunia yang dilaksanakan
oleh Gerakan Umat Inklusif (Gumati) Foundation bersama warga masyarakat Desa
Tenjowaringin bertempat di Sungai Cikuray, Dusun Wanasigra, Desa Tenjowaringin,
Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (22/03/2019)
Dalam kegiatan tersebut diisi dengan penanaman bibit ikan,
dan pohon serta kampanye jaga sungai.
Ketua Gumati Foundation, Dodi Kurniawan mengatakan, bahwa
Hari Air Sedunia sudah diperingati sejak tahun 1992 dengan tema yang berbeda
setiap tahunnya.
“Sejauh yang kita tahu dari sejarah, Hari Air Sedunia
diperingati sejak tahun 1992 dan setiap tahun biasanya ada tema tersendiri.
Untuk tahun 2019 Desa Tenjowaringin temanya adalah Peduli Sungai Cikuray,”
ujarnya.
Dodi menjelaskan, acara tersebut digelar bertujuan juga
untuk menggugah kesadaran warga betapa pentingnya sungai.
“Betapa pentingnya peran sungai dan betapa pentingnya sungai
yang bersih ini karna akan membawa manfaat yang besar untuk kehidupan kita
sehari-hari. Dan yang terpenting sungai yang sehat pasti yang aman dan akan
menghindarkan kita dari bencana atau musibah yang ditimbulkan oleh salahnya
pengolahan sungai,” jelasnya.
Harapan kedepan, lanjut Dodi, tentu saja warga lebih peduli
dan lebih menyayangi sungai, tidak membuang sampah ke sungai, tidak mengambil
batu-batuan karna batu-batuan mempunyai fungsi sebagai penahan arus dan sebagai
perlindungan ikan-ikan.
“Yang tidak kalah
pentingnya adalah tidak membuang zat-zat beracun ke sungai Sehingga habitat
sungai akan terpelihara dengan baik dan itu akan menjadi sumber daya untuk
kita,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Tasikmalaya, Drs. Bambang Alamsyah MM yang turut hadir dalam kegiatan tersebut,
mengaku senang atas inisiatif warga dalam memperingati Hari Air Sedunia.
“Mudah-mudahan menjadi cerminan bahwa lingkungan ini perlu
dilestarikan oleh kita semua. Lingkungan ini menjadi bagian hidup bagi kita dan
merupakan suatu ekosistem dalam kehidupan kita,” katanya.
Bambang mengingatkan, agar warga masyarakat jangan sampai
abai terhadap lingkungannya.
“Sebagaimana kita ketahui bencana alam berasal dari alam dan
disebabkan karena kesalahan kita dalam mengelola lingkungan yang tidak benar,”
ucapnya.
Bambang berharap, bukan hanya Gumati, tetapi banyak
komunitas-komunitas lain yang cinta dan peduli terhadap lingkungan.
“Semoga komunitas-komunitas ini nantinya bisa menyebarkan
virus cinta terhadap lingkungan kepada segenap lapisan masyarakat,” tandasnya.