Reporter : MRI
Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring (IDM), Bin Firman Tresnadi |
"Persoalan input data ini, hal seperti ini tak bisa ditolerir karena telah merugikan bagi kubu Prabowo,"
Jakarta (policewatch.news)- Kesalahan input data perolehan suara calon presiden - calon
wakil presiden di aplikasi Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) pada
beberapa tempat pemungutan suara (TPS) sangatlah merugikan salah satu kubu.
Kesalahan semacam itu sesungguhnya sangat fatal karena sudah jamak terjadi,
bukan cuma satu atau dua kasus.
Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring (IDM),
Bin Firman Tresnadi mengatakan, kesalahan input data oleh petugas dari Komisi
Pemilihan Umum (KPU) itu sesungguhnya tak bisa lagi ditolerir.
"Persoalan input data ini, hal seperti ini tak bisa ditolerir karena telah merugikan bagi kubu Prabowo," katanya Jumat (19/4).
"Persoalan input data ini, hal seperti ini tak bisa ditolerir karena telah merugikan bagi kubu Prabowo," katanya Jumat (19/4).
"Mungkin jika pendukung Prabowo tidak jeli dan
memeriksa satu persatu input data ini, maka kesalahan yang "katanya"
teknis ini tak akan diubah," lanjutnya.
Pun jika ini kesalahan teknis, lanjut Bin, tentunya kesalahan input data ini hanya satu atau dua kasus. Tapi nyatanya, kesalahan ini sangat banyak di ungkap oleh masyarakat.
"Mereka mungkin lupa, bahwa keunggulan dari pendukung Prabowo ini adalah militansinya. Jangan lupa kesalahan input data ini kesalahan inputnya selalu hitungan 01 naik terus, hitungan 02 berkurang terus," pungkasnya.
Sebelumnya, viral screen capture perbedaan hasil perhitungan C1 yang diunggah akun bernama Seyo Tuhu @SetyoTu39451344. Unggahan itu lantas di-retweet akun Twitter milik Partai Gerindra @Gerindra.
Dalam Form C-1 Plano tercantum pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin memperoleh 26 suara, dan paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto mendapat 141 suara.
Pun jika ini kesalahan teknis, lanjut Bin, tentunya kesalahan input data ini hanya satu atau dua kasus. Tapi nyatanya, kesalahan ini sangat banyak di ungkap oleh masyarakat.
"Mereka mungkin lupa, bahwa keunggulan dari pendukung Prabowo ini adalah militansinya. Jangan lupa kesalahan input data ini kesalahan inputnya selalu hitungan 01 naik terus, hitungan 02 berkurang terus," pungkasnya.
Sebelumnya, viral screen capture perbedaan hasil perhitungan C1 yang diunggah akun bernama Seyo Tuhu @SetyoTu39451344. Unggahan itu lantas di-retweet akun Twitter milik Partai Gerindra @Gerindra.
Dalam Form C-1 Plano tercantum pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin memperoleh 26 suara, dan paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto mendapat 141 suara.
Terlebih kesalahan itu sendiri terjadi pada data 5 C1 dari lima TPS yang ada di 5 provinsi. Diantaranya 1 TPS di Maluku, NTB, Jawa Tengah, Riau dan Jakarta Timur