Reporter : Saiful Behri
Surabaya (POLICEWATCH.NEWS)- Kampanye akbar Prabowo Subianto di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jumat (12/4) memunculkan kejutan. Yakni hadirnya mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Dahlan memastikan dukungannya kepada pasangan Prabowo-Sandi.
Dahlan memastikan dukungannya kepada pasangan Prabowo-Sandi di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jumat (12/4). |
Dalam acara tersebut, Dahlan didapuk untuk untuk menyampaikan pidato di depan para pendukung paslon 02. Dahlan naik ke atas podium sebelum Prabowo.
Dahlan secara lugas menceritakan latar belakang di balik dukungannya ke Prabowo-Sandi. Dia mengaku bahwa pada Pemilu 2014 mendukung Jokowi. “Waktu itu (2014, Red) saya berharap banyak karena Pak Jokowi punya program besar yang disebut Revolusi Mental. Juga waktu itu Pak Jokowi punya program hebat berupa pertumbuhan ekonomi yang tinggi,” tutur Dahlan.
Melalui program pertumbuhan ekonomi itu, Dahlan berharap jika selama 5 tahun Jokowi memimpin, pendapatan per kapita rakyat Indonesia bisa mencapai USD 7 ribu per tahun. “Karena 5 tahun yang lalu pendapatan per kapita sudah USD 5 ribu per tahun. Jadi wajar saya berharap lima tahun kemudian jadi 7 ribu dan 5 tahun(berikutnya) jadi 9 ribu,” ungkapnya.
“Kalau itu terwujud (pendapatan per kapita USD 7 ribu per tahun, Red), Indonesia jadi negara besar dan negara jaya. Tapi itu tidak terlaksana,” lanjutnya lantas disambut riuh tepuk tangan hadirin yang memadati venue.
Maka dari itu, pada Pemilu 2019 Dahlan menjatuhkan pilihan ke Prabowo-Sandi. Dia menegaskan bahwa keputusan itu sama sekali bukan karena masalah pribadinya. “Bukan karena mempertimbangkan nasib saya selama 5 tahun terakhir. Itu saya anggap sebagai risiko saya sebagai pengabdi.
Seperti juga risiko Pak Jokowi menjadi presiden difitnah selama 4,5 tahun, bahkan seperti juga Pak Prabowo yang difitnah selama 17 tahun,” katanya.
Seperti juga risiko Pak Jokowi menjadi presiden difitnah selama 4,5 tahun, bahkan seperti juga Pak Prabowo yang difitnah selama 17 tahun,” katanya.
Selain itu, Dahlan juga berusaha menampung aspirasi pendukungnya. Dia menceritakan, bahwa saat pemilu lima tahun lalu, para pimpinan Dahlanis se-Indonesia mendukung Prabowo. “Tapi saya veto, kita harus memihak Pak Jokowi (pada Pemilu 2014, Red) karena program-program itu. Sekarang, pemilu tahun ini ganti saya yang ikut pimpinan Dahlanis se-Indonesia itu,” tutupnya.