Muhammad MUNEIR TJAKRANINGRAT di saat memberikan sambutan |
Surakarta, Policewatch.News - .Acara yang di hadiri Seluruh Tokoh Agama Islam se-Jawa tengah. Jum'at Tanggal:30/8/2019 Di Rumah Juglo Sekarlangit RT-02-13 Mangunsari Salatiga Jawa Tengah. Deklarasi pengukuhan bahwa,BRM.MUHAMMAD.MUNEIR TJAKRANINGRAT, benar-benar Putra (SAH) Hamengku Buwono ke.x pewaris Keraton Surakarta.
Selanjutnya
Sambutan dari BRM MUHAMMAD Munier Tjakraningrat (KPH
PAKUNINGRAT)
Assalamualaikum, Salam sejahtera
untuk kita semua, Puji
dan syukur kita selalu panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan kepada kita semua, sehingga kita bisa berkumpul dan bersilaturahmi
pada moment yang berbahagia ini.
Sholawat
serta salam selalu kita panjatkan kepada Junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW. semoga kita
selaku umatnya mendapatkan syafaatnya kelak di yaumil
qiyamah. Amin YRA.
Yang
saya hormati Bpk/Ibu semua ,Yang saya hormati para kiyai para tokoh masyarakat,
para pemuka agama, para tokoh adat,
para tokoh pemuda, ormas,dan semua elemen yang hadir disini yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat saya. Hadirin
yang saya hormati,sungguh sangat terharu saya bisa berdiri disini menatap wajah-wajah
yang penuh dengan optimisme, yaitu wajah nusantara
yang menghiasi ruangan ini dengan membawa pesan dan harapan baru untuk
masa depan kraton Surakarta agar kembali kepada Khittahnya. Hadirin
yang saya banggakan, hari ini adalah hari yang bersejarah dimana
semua ide, gagasan, pikiran, kesadaran, tekad,
semangat dan keberanian untuk
mendobrak tembok yang selama ini menghalangi kebenaran,untuk mendobrak
sejarah yang selama ini kita di ninabobokan oleh insinuasiyan
dibuat diatas kebohongan.
Semua
ini membuat kita terpanggil untuk bergerak memperjuangkannya,
untuk
bergerak mengungkapnya, untuk
bergerak meluruskannya, untuk
bergerak menjemputnya.
Karena
kebenaran tetaplah kebenaran, tidak bisa diganti oleh bahasa lain !! Selama
80 tahun ini, saya tentu sangat menyadari bahwa ada sebuah kondisi yang tidak seharusnya terjadi, dan kondisi ini tentu berdampak kepadabengkoknya sejarah
dalam kraton Surakarta,dan percayalah bahwa hari ini
adalah saksi bagi kita semua,
untuk kembali meluruskan ke-bengkok-an sejarah
tersebut.
Semangat
dan loyalitas dari hadirin semua tentu menjadi energi tambahan buat saya untuk
kembali terpanggil dan muncul ke hadapan publik. Tentu
ada pertanyaan yang menghampiri kepada kami, kenapa selama ini kami
membiarkan semua ini terjadi dan tidak pernah muncul
sebagai ahli waris yang sah dari Eyang kami
Pakubuwono X dengan Permaisuri GKR Mas/Hemas
?
Jawabannya hanya satu yaitu“Kepatuhan”,
kami dididik dalam keluarga kami
agar menjunjung tinggi rasa hormat dan patuh kepada orang
tua kami, ibunda kami anak tunggal dari Pakubuwono X dengan Permaisuri GKR Mas,yakni GKR Pembayun
telah berpesan untuk tidak meributkan tahta dan harta
kraton, kecuali ada panggilan dari pihak kraton agar meneruskan tahta
kerajaan
sebagai keturunan yang sah dari Pakubuwono X dengan Permaisuri
GKR Mas.Sehingga selama ini, kami tidak mempermasalahkan hal ini.
Namun ketika ada yang memanipulasi
silsilah keluarga kami maka Kami sendiripun terpanggil untuk
memperjuangkannya. Ada
pepatah mengatakan ;
“Ketiga
Pragmatisme menjadi sobat kekuasaan maka idealisme yang menyemai
perlawanan”.
Hadirin, tentu masih lekat
dalam ingatan kita pada tahun 2004,tepatnya
ketika pasca wafatnya Pakubuwono XII kita telah
dipertontonkan sebuah “Akrobat”
Politik di kraton yang mengakibatkan kebisingan dalam kraton. Sehingga Keraton Surakarta sudah
diketahui secara luas mengalami
degradasi
akibat adanya perselisihan internal yang sangat memalukan. mDimana
dua pihak saling mengklaim sebagai pewaris
tahta yang sah sehingga terdapat
dualisme raja, saling berebut asset dan membangun
pembatas, penghargaan dan gela kehormatan semu diobral agar
kas keraton
yang kosong dapat terisi,dan belum lagi permasalahan hukum yang melibatkan
anak dengan orang tersendiri dan hal-hal lain yang sangat pelik untuk
diungkap.
Begitu pelik
dan ruwetnya sengketa tersebut sampai-sampai Pak Jokowi, yang
saat itu menjabat sebagai Walikota Solo, pernah
ikut turun tangan memprakarsai perdamaian antar
pihak yang berseteru agar tidak terus berlarut-larut
menjadi tontonan dagelan berskala nasional.
Kenapa
kami sebut Akrobat ? Karena kami hanya bisa tertawa
melihat itu semua, yang hanya
mengakibatkan
menurunya marwah kraton Surakarta. Dan
ironisnya sampai detik ini
mereka belum ada itikad baik untuk menghubungi
kami agar meneruskan tahta kraton Surakarta kepada keturunan
yang sah dari Pakubuwono X dan Permaisuri GKR
Yang
perlu digaris bawahi adalah ternyata, semasa hidupnya Pakubuwono
XII sendiri telah berpesan kepada anak-anaknya
agar mencari keturunan yang
sah dari Pakubuwono X dan Peraisuri GKR Mas untuk mempersiapkan diri
diminta untuk meneruskan tahta kerajaan kraton Surakarta, Namun hal itupun
tidak dilakukan oleh anak
-anaknya, sehingga berdampak adanyaakrobat tersebut.
Waktu terus berlalu dan musim-pun
silih berganti, kraton-pun kembali normal
dengan format Pakubuwono XIII dan Mahapatih, dengan
masih meninggalkan
sisa konflik kraton yang masih tercium sehingga publik pun menduga
masih belum ishlah seutuhnya. Kemudian seiring berjalannya waktu
adanya oknum yang berniat menguasai harta peninggalan
Pakubuwono X dengan mencoba memanipulasi silsilah keturunan dari Pakubuwono X dengan Permaisuri GKR
Mas,tentu membuat kami harus muncul hanya untuk memperjuangkan
kebenaran silsilah tersebut.
Dalam perjanan kami
memperjuangkan silsilah tersbut, tak disangka banyaknya dukungan dan dorongan
dari para loyalis Pakubuwono X dan
orang-orang yang peduli
terhadap kraton kepada kami agar
kembali dan meneruskan kraton sebagai pewaris yang sah
dari Pakubuwono X dengan Permaisuri
GKR Mas.
Dan
puncaknya pada hari ini yang
ditandai dengan hadirnyabapak/ibu/saudara/semua, secara suka rela
membuat acara ini. Semoga apa yang anda lakukan hari ini dibalas oleh Allah SWT dengan berlipat balasan
kebaikan, dan Kami memohon keikhlsan doa dari
semuanya agar perjuangan
ini cepat selsai dan menemukan titik terang.
Pepatah
mengatakan :“Ketika
Ikhtiar sudah di garisbatas, Maka giliran Doa yang bertarung diatas Langit” Mudah-mudahan
Doa kita-lah yang memenangkan pertarungan itu.
Terakhir, kami mengucapkan
terimkasih banyak atas dedikasi dan kristalisasi keringatnya
kepada semua pihak yang telah sudi dan andil dalam perjuangan kami serta
mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam perjuangan ini banyak kata
dan tindakan kami yang melukai perasaan semua.
Dengan mengucapkan
Bismillahirohmanirohim seraya mengharap ridhoNya. Serta didukung dengan
dorongan dari masyarakat dan semua elemen. Atas nama keluarga besar
Pewaris yang sah dari Pakubuwono X
denganPermaisuri GKR Mas, Kami SIAP untuk meneruskan
kepemimpinan di kraton Surakarta. Wassalamualaikum
wr wb.Pungkasnya.