"Bahkan perusahaan diduga mengerahkan preman bayaran untuk mengadu domba masyarakat setempat hingga menimbulkan chaos Atau kegaduhan yang akhirnya timbul korban jiwa dari warga desa setempat 2 orang tewas meregang nyawa yaitu Putra Bakti (30) Suryadi (35), dan 2 orang luka berat yaitu Sumarlin dan Liun " Ujar Cik Ujang kepada awak media ketika menjenguk korban di RSUD dengan nada terharu. Sabtu (21/3/2020)
Beberapa bulan yang lalu Pemkab lahat telah berusaha memediasi kedua belah pihak. Khususnya PT.Artha Prigel harus mengembalikan lahan milik Warga Desa Pagar Batu seluas 183 hektare dengan cara Plasma, dan masa kontrak HGU nya telah habis sejak 2006. Namun perusahaan tetap membandel tidak mau mengembalikan lahan tersebut kepada masyarakat.
"Izin perusahaan tersebut juga sejak 1996 hingga 2006 hanya izin prinsip" imbuhnya
Korban Sumarlin harus mengalami luka di dada kanan dan lengan kiri akibat sabetan senjata tajam yang di lakukan oleh sejumlah preman bayaran PT.Artha Prigel. Sementara leon Harus mengalami luka bacok di punggung sebelah kirinya.
Kondisinya pada hari ini mereka semua sedang (sejumlah masyarakat Desa Pagar Batu) sedang berjaga di lahan 183 hektare milik warga Desa yang masih terpantau ada aktivitas dari perusahaan PT.Artha Prigel. Namun sejumlah preman bayaran Perusahaan langsung menyerang membabi buta hingga menimbulkan korban jiwa dan luka berat dari pihak masyarakat
"Pokoknya mereka jumlahnya banyak pak, semobil Dump truk (Preman bayaran) yang berpakaian seperti security perusahaan" Ujar Leon salah satu korban saat di besuk bupati CIK Ujang dirumahnya.
Hingga berita ini diturunkan Pihak kepolisian dari Polres Lahat yang di pimpin oleh kapolres AKBP.Irwansyah.SH.Sik.Cla masih melakukan penyelidikan investigasi kelokasi memburu para gerombolan pelaku yang diduga preman bayaran Perusahaan (Mr)