Bekasi, policewatch – Dalam aksi yang dilakukan oleh elemen buruh yang ada di Kabupaten Bekasi membuktikan bahwa buruh Bekasi masih ada pergerakan melawan kedzoliman para pemilik modal yang diduga selingkuh dengan pemerintah.
Perlawanan tidak terjadi di kalangan kaum buruh saja, namun kalangan elemen masyarakat, dan mahasiswa pun gencar terjadi.
Tolak Omnibus Law,Tidak menutup kemungkinan jika penolakan Omnibus Law terus digaungkan, pemerintah pasti akan mempertimbangkan untuk mengesahkannya RUU Cipta Lapangan kerja (CILAKA) yang sudah diserahkan ke meja DPR RI.
Ribuan buruh nampak terlihat tumpah ruah memadati kawasan-kawasan industri yang ada di Kabupaten Bekasi. Walau panas menyengat para buruh terus semangat untuk melakukan aksinya.
Tepat pukul 10:52 WIB, iringan massa buruh FSPMI Bekasi masih memadati area kawasan Hyundai. Suara perlawanan Omnibus Law menggema terus disuarakan orator di atas mobil komando.17 Maret 2020
Dari pantauan jurnalis policewatch, ribuan buruh yang tergabung dalam Aliansi Buruh Bekasi Melawan akan menagih janji Pemda setempat terkait belum ada kejelasan tentang UMSK.
“Kalau buruh di Bekasi pada demo pasti area kawasan akan macet, karena massa buruh yang sangat banyak. Saya apresiasi aksi buruh hari ini, karena ke depan anak saya sendiri yang akan merasakan,” kata salah satu security area kawasan.
Hal yang menarik ketika massa aksi membawa bendera warna kuning sebagai simbol kematian.
Terlihat serempak saat bendera kuning dikibarkan di sepanjang jalan menuju pusat pemerintahan Kabupaten Bekasi.
“Telah matinya keadilan di pemerintah kita, Omnibus Law dipaksakan untuk segera rampung. Harusnya pemerintah mengkaji ulang dampak dari Omnibus Law,” ungkap salah satu buruh Bekasi.
Hingga berita ini diturunkan, aksi masih terus berlangsung di area Pemda Kabupaten Bekasi.
Banyak massa buruh yang berdatangan, Pemda Kabupaten saat ini telah menjadi lautan kaum buruh.
Pewarta :Jefry