![]() |
ILUSTRASI GAMBAR |
Jakarta, POLICEWATCH,- Kapolri Jenderal Idham Azis merombak para pejabat Polri. Tak kurang
dari 9 kapolda mengalami pergantian jabatan dalam surat telegram yang tertuang
dalam nomor ST/1377/KEP/2020 dan ST/1378/KEP/2020 itu.
Selain kapolda, ada jabatan penting lain, seperti Irwasum
Polri, Kabaintelkam, Kepala BNPT, dan Kadensus 88 Antiteror yang juga mengalami
pergeseran dalam TR yang diteken Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono hari Jumat
(1/5).
Lalu, berapa harta kekayaan para jenderal tersebut?
Berikut kumparan
merangkum LHKPN beberapa saja jenderal hasil mutasi itu berdasarkan data KPK,
Minggu (3/5):
- Komjen Pol Agung Budi Maryoto, Irwasum Polri. Sebelumnya
Kabainterlkam
Agung Budi tercatat melaporkan harta kekayaan ke KPK pada 15
November 2007 saat menjabat Kepala Kepolisian Kota Besar Yogyakarta, saat itu
hartanya Rp 1.952.346.000.
- Irjen Pol Ryco Amelza Dahniel, Kabaintelkam Polri.
Sebelumnya Kapolda Jawa Tengah.
Belum ada catatan di KPK. policewatch.news masih mengonfirmasi soal
ini.
- Brigjen Pol Ahmad Luthfi, Kapolda Jawa Tengah. Sebelumnya
Wakapolda Jawa Tengah
Luthfi melaporkan hartanya ke KPK terakhir pada 2 Maret 2017
saat menjabat sebagai Kapolresta Surakarta. Hartanya tercatat 1.256.133.600.
- Irjen Mohammad Fadil Imran, Kapolda Jawa Timur. Sebelumnya
Sahlisosbud Kapolri.
Belum ada catatan di KPK. policewatch.news masih mengonfirmasi soal
ini.
Irjen Eko Indra Heri, Kapolda Sumatera Selatan. Sebelumnya
AsSDM Kapolri.
Eko Indra termasuk pejabat Polri yang transparan soal harta
kekayaan.
Dia tercatat 4 kali melaporkan harta kekayaannya kepada KPK sejak
menjabat Kapolres Demak tahun 2007.
Secara rinci, 15 November 2007 sebagai Kapolres Demak
mencatatkan kekayaan Rp 1.193.749.728, kemudian 1 Mei 2014 sebagai Kepala
Bagian Penilaian Kompetensi Biro Pembinaana Karier Staf SDM berharta Rp
2.107.279.270.
Lalu melapor lagi pada 31 Desember 2018 sebagai Asisten
Kapolri Bidang SDM dengan harta naik dua kali lipat senilai Rp 4.503.630.258),
dan terakhir pada jabatan yang sama 31 Desember 2019 dengan harta Rp
4.878.846.153.
- Irjen Fiandar, Kapolda Banten. Sebelumnya Gubernur Akpol
Lemdiklat Polri.
Fiandar melaporkan harta kekayaannya 3 kali ke KPK, namun
yang diketahui angkanya hanya dua kali. Yaitu saat menjabat Wakapolda Riau
melapor pada 18 Juni 2015 dengan harta Rp 2.041.000.000, dan sebagai Kepala
Biro Operasi Polda Sumsel dengan jumlah harta yang sama.
- Brigjen Pol Teguh Sarwono, Kapolda Bengkulu. Sebelumnya
Wakapolda Maluku
Belum ada catatan di KPK.policewatch.news masih mengonfirmasi soal
ini.
- Brigjen Dedi Prasetyo, Kapolda Kalimantan Tengah. Sebelumnya
Karobinkar SSDM Polri
Dedi tercatat sekali melaporkan hartanya ke KPK pada 27
September 2007 saat menjabat sebagai Kasatreskrim Polwiltabes Surabaya, dengan
harta Rp 761.189.045.
- Irjen Aris Budiman, Kapolda Kepulauan Riau. Sebelumnya Ketua
STIK Lemdiklat Polri.
Data LHKPN KPK menampilkan 5 data laporan harta kekayaan
anggota Polri dengan nama Aris Budiman. Namun, dari data itu, yang relevan
dengan pejabat yang baru dimutasi adalah data Aris Budiman yang tahun 2015
melapor sebagai Wadirtipidkor Bareskrim dengan 3.080.000.166.
- Irjen Pol Nico Afinta, Kapolda Kalimantan Selatan.
Sebelumnya Sahlisospol Kapolri.
Tidak ada catatan di KPK. policewatch.news masih mengonfirmasi soal
ini.
- Irjen Muhammad Iqbal, Kapolda NTB. Sebelumnya Kadiv Humas
Polri.
LHKPN KPK menampilkan beberapa nama Muhammad Iqbal, namun
tidak ada yang sesuai dengan profil Muhammad Iqbal yang pernah jadi Kabid Humas
Polda Metro Jaya (2015) dan Wakapolda Jawa Timur (2018) tersebut.
Pewarta : Bambang MD