Eva Andriani (25) cucu penjual cenil "Mbok Yem" Tempuh S.2 di Iggris |
BANYUWANGI, POLICEWATCH,- Patut di apresiasi, Eva Andriani (25) cucu penjual cenil "Mbok Yem" yang kesehariannya mangkal disekitaran perempatan Laisin, Desa Rejoagung, Kec. Srono, Kab. Banyuwangi kini menempuh pendidikan Master di University of Leeds Inggris.
Ada kisah pilu yang sempat di alami Eva, sapaan akrab Eva Andriani sebelum sukses kuliah di Inggris gadis cantik anak pasutri Kang Man dan Mba' Dah sapaan akrab orang tuanya itu hampir putus di bangku SLTP.
"Eva yang saat SD mengaku tidak pernah mendapatkan ranking, ternyata tidak menyerah terhadap kondisi ekonomi orang tuanya, ayahnya seorang Tukang Batu dan Ibunya sempat aktif sebagai Staf (PL) salah satu PPTKIS".
Kala itu tahun 2010, Eva dihadapkan dua pilihan. Akankah melanjutkan ke SMK atau kerja membantu orang tua, Di umur yang sebelia itu, dia dihadapkan pilihan yang sulit. Akan tetapi, nasehat dari ayahnyalah yang merubah semua.
"Nduk, kamu adalah harapan keluarga, kamu harus sekolah setinggi mungkin". pessn ayahnya kala itu. Saat itulah semangat Eva membara dan bertekad untuk melanjutkan sekolah.
Di usianya 15 tahun, Eva masuk sekolah kejuruan akuntansi dan bekerja di 2 tempat sekaligus, tidak mau membebani orang tua, untuk memenuhi biaya sekolahnya Eva rela bekerja sampingan di dua tempat, yakni sebagai operator photo copy dan pada malam hari sebagai SPG di salah satu Mall.
Setelah 3 tahun sekolah, Eva mendapatkan bea siswa kuliah dan hidup di Universitas Negeri Semarang. Masalah tidak selesai disini, ketika baru setahun kuliah, Eva mendapatkan kabar tentang derita sakit ayahnya.
"Tantangan itu dihadapi Eva dengan belajar dan riset lebih rajin".
Alhamdulillah, beberapa kali Eva memenangi perlombaan yang diadakan baik oleh kampus ataupun pemerintah. Hadiahnya berupa uang hingga bisa membantu biaya berobat ayahnya.
Sangat di luar dugaan, karena prestasinya, Eva menjadi mahasiswa terbaik di Unnes. Penghargaan yang hanya diberikan kepada satu orang per tahunnya dari ribuan mahasiswa.
Kemampuan yang dimiliki Eva telah dilirik oleh dosennya. Dengan kolaborasi riset antara Unes dan Dosen di Australia, keinginannya untuk memenuhi pesan orang tuanya semakin terbuka lebar, melalui pembelajaran terus menerus, baik Bahasa dan materi, Eva mendapatkan beasiswa dari Kementrian Keuangan, beasiswa hidup dan kuliah S 2 di Inggris senilai 1 Milliaran Per September 2019.
Eva Bersama keluarga kecilnya berangkat ke Inggris demi amanah negara sebagai tunas untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Di kutip dari Wawancara Jum'at' 15/5/2020 dari Inggris.