Policewatch, Kabupaten Bandung - Nasib malang dialami bi Asih (69), janda tua paruh baya asal kampung Sapan Rajawali, Desa Tegaluar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung.
Di usianya yang tidak lagi muda, bi Asih demikian julukan warga padanya. Sudah tidak dapat mencari napkah lagi karena kedua kakinya tidak dapat digerakan lagi. " Atos opat taun pa teu tiasa papah," Jawab Asih dengan mata berkaca kaca.(3/3)
Bagaimana tidak sedih, sejak ditinggal mati suaminya, Abah tiga bulan yang lalu, praktis kehidupannya dari belas kasihan anak anak nya yang sama sama sulit.
Perhatian dari desa Tegaluar pun sangat minim. Ironisnya rumah bi Asih tepat di belakang rumah Dadang Supriatna yang sekarang akan menjabat jadi Bupati Bandung
Ditanya apa saja bantuan yang didapatnya, bi Asih menjawab lugu.
" Bantosan banjir ngan supermi dua buah pa, upami blt anu lain mh kapasihan unggal sasih padahal jalmi araya hungkul, abdi mh ngan tilu kali tos wh teu aya deui," Keluhnya
H Engkos ketua Rw 8 Desa Tegaluar pun mengakui bahwa banyak bantuan yang datang namun belum tersalurkan semuanya
" Dari Ko Hanan KTM beras, telor dan mie rutin tiap bulan, nasi bungkus mh dari posko. Sedangkan bantuan dari Desa Supermi dan Beras terakhir dari kabupaten berupa Sembako sedangkan dari propinsi tidak ada bantuan sama sekali," Terang Ketua Rw 08 ini pada MPW.
Terus laporan desa Tegaluar ke kemendes diantaranya ;
Kegiatan Penanggulangan Bencana Mendesak Desa Tegaluar thn 2020 Rp 50,000,000 itu kemana ?
Disambangi ke kantor Desa Tegaluar, tak ada satu pun stap desa Tegaluar yang menerima wartawan. Gun