Hari Bumi Warga Desa Muara Maung Gelar Aksi Ditepi Sungai Kungkilan " Bibunuh Batubara "

/ 23 April 2021 / 4/23/2021 06:21:00 AM

 



LAHAT, POLICEWATCH.NEWS - Hari Bumi 2021 diperingati oleh Anak Padi bersama warga Muara Maung, Lahat Sumatera Selatan yang terdampak pencemaran dan kerusakan tambang batu bara membuat Sungai Kungkilan rusak sehingga kebun dan rumah warga digenangi lumpur setiap hujan turun.

Aksi memperingati hari bumi ini juga diikuti oleh beberapa pemuda yang tergabung dalam aksi berlokasi di tepi Sungai Kungkilan.

Peserta membentangkan spanduk yang bertulisan SUNGAI KUNGKILAN DIBUNUH BATU BARA sebagai bentuk protes terhadap perusahaan tambang batu bara yang sedang beoperasi di sekitar Sungai Kungkilan.

Masuk nya pertambangan batu bara di Sumatera Selatan dengan penghasil batu bara terbesar kedua di Indonesia. Cadangan batu bara ini tersebar di berapa kabupaten di Sumatera Selatan salah satunya Kabupaten Lahat.Tepat pada tahun 2008 sebuah perusahan tambang batu bara masuk di Desa Muara Maung dan beberapa tahun kemudian bertambah tiga perusahaan tambang batu bara lainnya yang beroperasi di wilayah administrasi desa ini dan semua perusahaan pertambangan batu bara ini beroprasi di sekitar Sungai Kungkilan.

Dengan masuk banyaknya pertambangan Didesa ini warga desa berharap perusahaan akan memberi nilai tambah terhadap penghasilan para penduduk lokal namun yang terjadi tahun tahun berikutnya warga malahan dirugikan dengan ada tambang batu bara di karena ada tanaman dikebun kebun warga mati tertimbun lumpur yang terbawa arus sungai.

Sebelum masuk atau adanya perusahan tambang batu bara beroperasi mengeksploitasi batu bara disekitar Sungai Kungkilan, sungai masih sejuk nan rimbun oleh vegetasi lokal disepanjang sungai dan seisi sungai masih banyak terdapat biota air berbagai jenis ikan,udang, labi labi,serta bermacam macam spesies kerang sungai.

Tapi setelah beberapa tahun terakhir ini hewan tersebut tak nampak lagi, ikut menghilang seiring rusaknya sungai.

Supran Suki warga Muara Maung yang ikut dalam aksi pembentangan spanduk  menuturkan bahwa saat  musim hujan, Sungai Kungkilan mudah banjir dan pada musim kemarau air sungai berwarna hitam pekat.

"Apalagi rumah saya dekat dengan Sungai Kungkilan jadi saat musim hujan datang saya selalu was was akan datangnya banjir apalagi banjir datang membawa lumpur, saya juga khawatir jika sungai ini tidak cepat diselamatkan akan menimbulkan bencana yang lebih besar," pungkasnya.

Hasan Zaini, warga yang juga ikut dalam aksi ini mengatakan dia ikut terlibat aksi ini dikarena keprihatinannya melihat Sungai Kungkilan yang sudah sangat dangkal.

"Apalagi pas aksi ini saya melihat langsung keadaan Sungai Kungkilan yang menurut saya ini sudah sangat parah,saya melihat hulunya seperti ini wajar saja kalu disekitar kebun dan rumah warga sisa banjir banyak menyisakan lumpur, saya pikir inilah penyebabnya dan miris sekali sampai saat ini ada 36 warga yang dirugikan akibat banjir yang membawa lumpur hingga saat ini belum ada tanggung jawab oleh pihak perusahaan padahal tuntutan warga sudah setahun lebih," katanya

Sahwan dari Yayasan Anak Padi menyampaikan dalam aksi yang dilakukan hari ini adalah bentuk penolakan terhadap penganiayaan manusia yang dilakukan perusahan tambang batu bara. 

"Tidak hanya terhadap manusia tapi juga terhadap bumi sesuai tema hari bumi tahun ini 'Pulihkan Bumi Kita', kami mengajak semua untuk tidak melakukan pencemaran baik di air, tanah dan udara yang berdampak pada banyak orang," katanya.

Disamping memulihkan, pihaknya juga mengajak seluruh elemen untuk mempertahan hutan yang masih asri dari dari segala bentuk deforestasi demi keselamatan penghuni bumi.

Sumber : Anak Padi 

Komentar Anda

Berita Terkini