LAHAT| POLICEWATCH. NEWS - Ketua Persatuan Peduli Lingkungan [ PPL]Merapi Timur Kartini menggelar rapat Kamis ( 1/4/2021) bertempat di sekretariat Desa Gedung Agung yang dihadiri perwakilan sembilan desa yaitu Desa Sirah Pulau, Gunung Kembang, Prabu Menang, Banjar Sari, Arahan, Gedung Agung, Tanjung Jambu dan Muara Lawai terang " Kartini
Rapat ini juga dihadiri dari pihak Polsek Merapi diwakili IPDA Rais, dari Kecamatan Merapi Timur ada yang mewakili juga, Kartini ditemui wartawan dikantornya saya membentuk PPL kekecewaan saya dengan ketua Asosiasi Angkutan Pertambangan Lahat (ASPAL) menurut Kartini saya yang mendapatkan mandat dari ketua AAPL waktu itu tidak ada ketransparanan masalah keuangangan jelas " Kartini yang selalu membela masyarakat dampak debu batubara akibat angkutan batubara yang melintas dijalan umum lalu ngepok di Dalem.
Masih sambung" Kartini sehingga saya ditunjuk oleh emak emak Ketua PPL di Merapi Timur dan Alhamdulillah legalitas kita jelas, seluruh pengurus sudah kami bentuk dan silahturahmi ke Polsk Merapi, Camat, kades agar kami mendapatkan dukungan dari mereka lembaga kami ini "ucapnya
Lebih lanjut Kartini menyanpaikan didalam pertemuan disekretariat Gedung Agung Merapi Timur yang dihadiri perwakilan emak emak di setiap desa hadir juga Kapolsek diwakili Ipda Rais, Camat Merapi Timur pak Jamal
Dan beberapa kali kami undang pihak perusahaan namun tidak hadir dalam pertemuan hari ini kamis [1/4/2021] ungkapnya
Emak emak meminta kompensasi setiap perusahaan tambang batubara yang ada di Merapi Timur sebesar 25 juta ini baru usulan kami untuk satu perusahaan yang beroperasi di Merapi Timur kata" Kartini dalam menyampaikan di forum yang dihadiri Camat Merapi Timur, Kapolsek yang memawikili dalam pertemuan di kantor
Ada 10 perusahaan diundang untuk hadir, namun hanya dua perusahaan angkutan yang hadir pada hari ini, seperti PT.RUBS saya sudah menghubungi pak Thomas melalui ponselnya agar bisa hadir didalam pertemuan ini atau yang mewakili ternyata tidak, ujar " Kartini setengah kecewa,
Sebelumnya puluhan emak emak yang mewakili dari setiap desa menggelar aksi unjuk rasa di depan stok pile Rapen,Desa Gedung Agung untuk menyampaikan aspirasi keluhan dari masyarakat namun hingga kini belum ada tanggapan dari pihak perusahaan tambang batubara yang melintas di jalan umum ratusan angkutan batubara yang ngepok di stok pile rapen di depan sekretariat kami, mulai pukul 18 : 00 wib baik menggunakan angkutan peti kemas dan truk tronton.
Senada juga disampaikan oleh Sulastri apabila pihak perusahaan pemilik angkutan dan pemilik IUP tidak ada kepedulian dampak lingkungan debu batubara yang membayakan kesehatan disepanjang pemukiman warga khususnya di pinggir jalan kami limbah debu batubara yang tercecer membahayakan berdampak penyakit paru-paru alias TBC kami minta pihak perusahaan untuk tetap peduli melalui CSR nya, ujar" Sulas
Reporter: Bambang MD