Policewatch-Lombok Tengah
Sebuah perusahaan yang bermaksud untuk dikenal di Indonesia dan bahkan dunia melalui program santunan anak yatim telah mengecewakan harapan banyak orang.
Awalnya, perusahaan ini menjanjikan santunan kepada setiap anak yatim satu juta rupiah dalam bentuk tunai dan Rp 600'000 dalam bentuk sembako.
Pada awal pelaksanaan program, semuanya berjalan lancar. Namun, kejadian tak terduga terjadi setelah terbentuknya Tim D dan E. Kedua tim ini menjadi beban moral setelah mendapat kabar bahwa oknum MJ, yang mengatasnamakan perusahaan Yaga Yingde Group, menyatakan bahwa tim mereka tidak diizinkan untuk melanjutkan kegiatan santunan.
Tim E merasa sangat malu kepada rekan-rekan yang mereka rekrut, karena program yang semula dijalankan dengan tujuan mulia kini dipertanyakan keabsahannya. Meskipun perusahaan ingin terkenal melalui kebaikan, namun ada syarat tersembunyi yang menyertai program santunan ini.
Semua ini menimbulkan kecurigaan bahwa di balik tindakan baik tersebut, ada niat tersembunyi yang tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan kepada ketua tim. Awalnya program ini terlihat muluk-muluk, namun akhirnya berujung pada kekecewaan bagi semua pihak yang terlibat.
Skandal program santunan anak yatim ini telah mengguncang reputasi perusahaan Yaga Yingde Group dan menimbulkan pertanyaan besar atas transparansi dan integritas perusahaan dalam menjalankan kegiatan amal.
Nurman MPW
