Jebakan Politik: Lalu Nursa'i, Korban Konspirasi dan Kejanggalan Sistemik dalam Kasus Ijazah Palsu?

/ 15 Januari 2025 / 1/15/2025 06:27:00 PM

 



 Policewatch-Lombok Tengah. 

Sidang kasus dugaan ijazah palsu Lalu Nursa'i di Pengadilan Negeri Praya,  jauh dari kata adil.  Alih-alih mengungkap kebenaran, sidang justru menjadi panggung  kejanggalan prosedur,  kesaksian yang lemah, dan  dugaan kuat manipulasi politik yang menjebak Lalu Nursa'i.  Bukti-bukti yang diajukan Jaksa Penuntut Umum (JPU)  terlalu rapuh untuk mendukung tuduhan serius tersebut.

Keempat saksi yang dihadirkan JPU  tak mampu memberikan bukti kuat.  Mereka mengaku tak pernah melihat ijazah asli Lalu Nursa'i,  menunjukkan betapa lemahnya dasar tuduhan pemalsuan.  Lebih mengejutkan lagi,  uji forensik yang seharusnya menjadi kunci pembuktian,  belum dilakukan!  Ini menunjukkan kurangnya keseriusan JPU dalam mengungkap kebenaran.

Ijazah pembanding yang diajukan JPU  pun berasal dari yayasan lain,  bukan dari yayasan yang menerbitkan ijazah Lalu Nursa'i.  Ini menunjukkan ketidaktepatan dan lemahnya metode pembandingan yang digunakan.  

Foto Copi ijazah yang digunakan pelapor,  yang diperoleh dari SIPOL (Sistem Informasi Politik) dan dicetak di rumahnya,  menunjukkan potensi pelanggaran akses data rahasia dan manipulasi informasi.  Lembaga yang disebut dalam ijazah (ASD)  bahkan belum terdaftar di Bakesbangpoldagri!

Pengakuan pelapor sendiri  pun penuh celah.  Ia mengaku tak mampu membedakan ijazah asli dan palsu,  tak pernah melakukan klarifikasi ke yayasan penerbit ijazah, dan hanya mendasarkan kecurigaan pada perbedaan penulisan dan NIP.  Motifnya yang diklaim semata-mata untuk "mengungkap kejujuran dan kebenaran"  terkesan dibuat-buat dan menutupi agenda tersembunyi.

Saksi dari KPU  menegaskan bahwa akses SIPOL sangat terbatas,  menunjukkan betapa janggalnya pelapor bisa mendapatkan akses ke data rahasia tersebut.  Ini semakin memperkuat dugaan manipulasi data dan potensi konspirasi.

Kesaksian H. L.M. Irwan Syaihu  pun dipertanyakan.  Perbedaan sedikit pada tanda tangannya selama bertahun-tahun,  dan  keengganan untuk memberikan contoh tanda tangan untuk uji forensik,  menunjukkan adanya kejanggalan yang mencurigakan.

Kesimpulannya,  kasus ini lebih terlihat seperti jebakan politik yang dirancang untuk menjatuhkan Lalu Nursa'i.  Bukti-bukti yang lemah,  kesaksian yang kontradiktif,  dan  dugaan kuat manipulasi data,  menunjukkan betapa tidak adilnya proses hukum yang dijalaninya.

  Lalu Nursa'i  mungkin hanya korban ambisi politik dan kegagalan sistemik dalam penegakan hukum.  Sidang selanjutnya diharapkan dapat mengungkap kebenaran dan membersihkan nama baik Lalu Nursa'i.

Jurnalis

Mamen

Komentar Anda

Berita Terkini