Policewatch-Simalungun
Proyek pembangunan drainase dan plat duiker di Nagori Jawa Baru, Kecamatan Hutabayu Raja, Kabupaten Simalungun, menuai protes keras dari warga setempat. Proyek senilai Rp 108.459.523.350 yang bersumber dari Dana Desa (DD) tahun 2024 ini dituding hanya akan menjadi sarang nyamuk dan menimbulkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), bahkan diduga sarat korupsi.
Warga Huta II, Nagori Jawa Baru, mengungkapkan kekhawatiran mereka atas desain drainase yang dinilai buruk. Debit air yang tidak mengalir membuat genangan air tercipta, menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk. "Lihatlah, proyek ini tidak dikaji dengan baik. Pangulu hanya memikirkan keuntungan pribadi, tanpa memikirkan dampaknya," ujar seorang warga, menuding adanya potensi korupsi dalam proyek tersebut. Malam hari, nyamuk-nyamuk tersebut menyerang rumah-rumah warga. Keberadaan jentik nyamuk yang sudah terlihat jelas semakin memperkuat keresahan warga akan ancaman DBD.
Selain masalah drainase, pembangunan plat duiker juga dipertanyakan. Penggunaan batu sungai (padas) sebagai material dinilai tidak sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan tidak memenuhi standar kualitas yang diharapkan. "Kami butuh drainase yang mencegah banjir, bukan proyek asal jadi," tegas warga lainnya, menekankan pentingnya pengawasan yang ketat dalam proyek pemerintah.
Warga berharap pemerintah daerah dan dinas terkait segera turun tangan untuk meninjau proyek tersebut dan memastikan pembangunannya sesuai standar serta memperhatikan kesehatan masyarakat. Ketiadaan pengawasan yang ketat dinilai menjadi ancaman serius bagi kesehatan warga. Kasus ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan yang ketat dalam setiap proyek pemerintah agar hasilnya benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.
AS