Kades Pagutan Nikah Lagi Sebelum Cerai, Istri Sah Laporkan ke Polda NTB, Kades Bungkam!

/ 2 Maret 2025 / 3/02/2025 01:20:00 AM

 


 

Policewatch-Lombok  Tengah

2/2/2025.Polemik  rumah  tangga  Kepala  Desa  (Kades)  Pagutan,  Kecamatan  Batukliang,  Lombok  Tengah,  "S",  semakin  memanas.  Setelah  digugat  cerai  istrinya,  Mariamah,  pada  April  2024,  "S"  menikah  lagi  pada  23  Februari  2025,  sebelum  putusan  cerai  berkekuatan  hukum  tetap. 

Meskipun "S"  mengajukan  kasasi  atas  putusan  Pengadilan  Tinggi  Agama  (PTA)  Mataram  yang  mengabulkan  gugat  cerai  Mariamah,  akibatnya,  Mariamah  tetap  melanjutkan  laporan  ke  Polda  NTB  atas  dugaan  pelanggaran  Pasal  49  ayat  (1)  UU  Perkawinan  No.  1  Tahun  1974.

Informasi  sebelumnya  yang  menyebutkan  "S"  telah  resmi  bercerai  ternyata  keliru.  Putusan  cerai  dari  Pengadilan  Agama  Praya  masih  dalam  proses  hukum,  karena  "S"  mengajukan  kasasi.  Pernikahan  "S"  yang  dilakukan  sebelum  putusan  cerai  berkekuatan  hukum  tetap  inilah  yang  menjadi  dasar  laporan  Mariamah  ke  Polda.

Mariamah,  yang  mengakui  masih  berstatus  istri  sah " S",  menjelaskan  alasannya  menggugat  cerai.  Ia  menuding  Subandi  memiliki  wanita  idaman  lain,  melakukan  kekerasan  dalam  rumah  tangga  (KDRT),  dan  sering  mengonsumsi  minuman  keras.  Pernikahan  "S"  yang  baru  tanpa  sepengetahuan  dan  izinnya  semakin  memperparah  situasi.

"Saya  tidak  akan  tinggal  diam. karena gugatan masih dalam tahap Kasasi  ,  dan  dia  menikah  lagi  sebelum  cerai.  Saya  akan  terus  melanjutkan  laporan  ke  Polda  dan  akan  memperjuangkan  hak  asuh  anak-anak  saya,"  tegas  Mariamah  kepada  wartawan.

"S",  ketika  dikonfirmasi  oleh  media  lain  sebelumnya,  beralasan  menikah  lagi  untuk  menghindari  perbuatan  terlarang  agama  dan  menjalankan  sunnah  Rasulullah,  serta  kesulitan  mengurusi  empat  anaknya  sendirian.  Namun,  klarifikasi  terbaru  dari  Mariamah  membantah  klaim  tersebut  dan  memperkuat  dasar  laporan  ke  pihak  berwajib.

Konflik  ini  menimbulkan  pertanyaan  tentang  etika  dan  hukum  dalam  konteks  perkawinan  di  Indonesia.  Selain  laporan  ke  Polda,  Mariamah  juga  berencana  menggugat  hak  asuh  anak  dan  harta  gono-gini.

Menariknya,  setelah  berita  ini  dipublikasikan,  "S"  dihubungi  oleh  media  dan  diberikan  hak  jawab.  Namun,  ia  memilih  untuk  bungkam  dan  tidak  menanggapi  tuduhan  yang  dialamatkan  padanya. 

 Hal  ini  semakin  memperkuat  dugaan  bahwa  laporan  Mariamah  memiliki dasar yang kuat  dan  memperkuat  dugaan  bahwa  "S"  memang  melakukan  pelanggaran  hukum.  Keengganannya  untuk  menanggapi  tuduhan  tersebut  justru  meningkatkan  kecurigaan  publik.

"Mamen"

Komentar Anda

Berita Terkini